PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Variabel-variabel
dalam problema kependudukan sangatlah kompleks, meliputi penduduk itu sendiri,
kemiskinan, kesempatan kerja, permukiman, kesehatan, gizi pendidikan,
kejahatan, pencemaran lingkungan, krisis ekonomi, kelaparan, sandang, air
bersih, kebodohan, keterbelakangan, fasilitas umum (fasum), fasilitas social
(fasos). Nyaris faktor kepadatan penduduk menjadi pangkal segala problematika
kehidupan manusia itu sendiri.
Indonesia
mempunyai jumlah penduduk yang besar, yaitu menurut sensus 1991 terdapat hampir
200 juta orang. Jumlah penduduk yang besar itu bertambah pula dengan cepat, walaupun
program keluarga berencana (KB) telah dilakukan secara intensif. Menurut
perhitungan sensus 1981, rata-rata laju pertumbuhan penduduk ialah 2,32% per
tahun. Dilihat
dari tekanan penduduk, bahwa pertumbuhan penduduk memerlukan tambahan lahan
untuk produksi pangan dan pemukiman dengan segala aktivitasnya.
Dalam nilai universal, penduduk merupakan pelaku dan sasaran
pembangunan sekaligus yang menikmati hasil pembangunan. Dalam kaitan peran
penduduk tersebut, kualitas mereka perlu ditingkatkan melalui berbagai sumber
daya yang melekat, dan perwujudan keluarga kecil yang berkualitas, serta upaya
untuk menskenario kuantitas penduduk dan persebaran kependudukan.
Semakin
berkembangnya pertumbuhan
penduduk yang meningkat berkaitan dengan kemiskinan dan kesejahteraan
masyarakat. Pengetahuan tentang aspek-aspek dan komponen demografi seperti
fertilitas, mortalitas, morbiditas, migrasi, ketenagakerjaan, perkawinan, dan
aspek keluarga dan rumah tangga akan membantu para penentu kebijakan dan
perencana program untuk dapat mengembangkan program pembangunan kependudukan
dan peningkatan ksesejahteraan masyarakat yang tepat pada sasarannya.
Masalah utama yang dihadapi di bidang kependudukan dan Lingkungan
hidup adalah masih tingginya pertumbuhan
penduduk yang menyebabkan masalah terhadap lingkungan.Program kependudukan dan
keluarga berencana bertujuan turut serta menciptakan kesejahteraan ekonomi dan
sosial bagi seluruh masyarakat melalui usaha-usaha perencanaan dan pengendalian
penduduk. Dengan demikian diharapkan tercapai keseimbangan yang baik antara jumlah
dan kecepatan pertambahan penduduk dengan lingkungannya.
Berdasarkan
permasalahan yang timbul tersebut, maka penulis akan mencoba untuk menjelaskan
tentang masalah – maslah kependudukan dan lingkungan hidup secara jelas.
Masalah lingkungan adalah
persoalan yang timbul sebagai akibat dari berbagai gejala alam. Dalam arti ini
masalah lingkungan adalah sesuatu yang melekat pada lingkungan itu sendiri, dan
sudah ada sejak alam semesta ini, khususnya bumi dan segala isinya diciptakan
oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Masalah kependudukan dan
masalah lingkungan hidup merupakan masalah yang cukup mendapat perhatian dunia.
Masalah kependudukan mendapat perhatian karena dikhawatirkan dapat menimbulkan
dampk negatif terhadap kehidupan manusia itu sendiri beserta lingkungannya.
Kelestarian lingkungan hidup yang menyangkut kawasan laut, darat dan udara
dipantau terus karena pada akhir-akhir ini menunjukkan gejala kemerosotan makin
meningkat dari tahun ke tahun.
Beberapa langkah telah
dilakukan untuk mengatasi masalah kependudukan tersebut, diantaranya program
keluarga berencana dan pendidikan kependudukan.
Salah satu pertemuan di Pounex,
Swiss, menyimpulkan bahwa masalah lingkungan tidak saja disebabkan oleh
kemajuan melainkan juga oleh keterbelakangan dan kemiskinan. Masalah lingkungan
yang akhir ini misalnya penyakit menular yang disebabkan oleh lingkungan yang
kotor dan erosi yang disebabkan karena kerusakan hutan. Sementara di negara
maju kerusakan lingkungan disebabkan oleh kurang atau tidaknya adanya
pembangunan. Oleh karena itu, tanpa pembangunan masalah lingkungan justru akan
menjadi makin parah.
Indonesia adalah salah satu
negara yang tidak luput dari masalah kependudukan. Pertambahan penduduk yang
cepat, penyebaran penduduk yang tidak merata dan kualitas penduduk yang rendah
merupakan ciri-ciri masalah kependudukan di Indonesia. Pertumbuhan penduduk
yang cepat (lebih dari 2%), akan mengakibatkan terjadinya struktur penduduk
muda, sehingga akan ketergantungan tinggi. Keadaan yang demikian akan menjadi
beban dalam pembangunan yang telah tercapai sebagian hanya digunakan untuk
konsumsi penduduk yang tidak produktif.
Penyebaran penduduk yang tidak
merata akan mengakibatkan pemanfaatan sumber daya manusia tidak atau kurang
efektif. Di luar Jawa banyak sumber daya alam yang belum atau kurang
dimanfaatkan karena kekurangan tenaga kerja, sementara di Jawa banyak
pengangguran karena terbatasnya lapangan kerja, kualitas penduduk yang rendah,
yang ditandai dengan tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, dan pendapatan
perkapita, akan merupakan hambatan pula upaya memperhambat laju pembangunan.
Beberapa langkah telah
dilakukan untuk mengatasi masalah kependudukan tersebut, diantaranya program
keluarga berencana yang telah dimulai sejak tahun 1970 dan pendidikan
kependudukan yang dimulai sejak tahun 1976. Diharapkan dengan kedua usaha
tersebut laju pertumbuhan pendudukan yang dapat ditingkatkan.
Kadar perlunya PKLH (Pendidikan
Kependudukan Lingkungan Hidup juga tersirat dalam Garis-Garis Besar Haluan
Negara (GBHN). Seperti diketahui, untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur
berdasarkan Pancasila yang membahagiakan seluruh bangsa Indonesia, negara kita
melaksanakan pembangunan di segala bidang dengan menggunakan pedoman yang
ditujukan oleh Undang-Undang Dasar 1945 dan Garis-Garis Besar Haluan Negara.
Dalam GBHN itu disebutkan bahwa
pembangunan nasional jangka panjang di bidang ekonomi diarahkan antara lain
kepada usaha untuk pengaturan serta menyebarkan penduduk yang lebih wajar
dengan memindahkan penduduk ke luar Jawa dan Bali.